Jesisca

BLOG BY JE-SIS-CA ❤

Teruntuk Kamu: Sahabat Terbaik yang Pernah Kukenal

Sudah setahun berlalu sejak dirimu pindah kerumah baru (katakan saja begitu). Rasanya seperti baru terjadi kemarin. Terlalu tiba-tiba dan membuat kami semua sangat susah menerimanya. 

Pun ntah mengapa kamu memilih timing yang ntah harus kusyukuri atau tidak, kamu memilih pindah rumah begitu saja saat aku menjadi orang terakhir yang mengunjungimu.
Menyaksikan kepergian orang didepan mataku, apalagi seseorang yang sangat kupercayai, itu adalah hal yang benar-benar baru di hidupku. Dan pengalaman itu benar-benar membuatku ntah harus terkejut atau terpukul. Saat dokter mengatakan kamu sudah tidak ada, aku pun merasa dokter seperti sedang bercanda, hingga akhirnya aku baru percaya bahwa kamu benar-benar sudah pindah kerumah barumu pada hari ketiga sejak kepergianmu.

Kepergianmu membuatku menyadari bahwa ketika seseorang sudah pergi meninggalkan dunia ini, semua rahasia yang pernah ia ceritakan ataupun rahasia keluarganya, semuanya akan mulai terbongkar satu per satu. Hanya tersisa satu rahasia yang tidak pernah terungkap, yaitu tentang apa yang kamu pikirkan atas kepergianmu.
Kurasa aku pun hanya benar-benar dapat bertemu dirimu satu kali setelah kamu pindah ke rumah baru, itu pun hanya melalui mimpi saja. Saat itu kita berdua sedang duduk di dalam bus dengan beberapa orang yang tidak begitu ramai, aku mungkin saat itu diutus juga untuk mengantarmu ke rumahmu yang baru. 

Aku menengadahkan kepalaku melihat ke arahmu yang duduk disebelahku, dan terlihat jelas wajah khawatirmu. "Apa kamu begitu khawatir dengan kepindahanmu?" batinku ketika aku terbangun. Aku kemudian berdoa supaya kamu diarahkan ke jalan yang benar selama perjalananmu untuk pindah kerumah baru. (Sebenarnya aku sudah berdoa berulang kali bahkan dari hari ketika dirimu memutuskan untuk pindah, aku berdoa agar ada yang menemani dan mengarahkan perjalananmu, tapi aku tak menyangka aku juga akan mendapat bonus untuk mengantarkanmu sendiri beberapa saat melalui mimpiku. Ketika kuceritakan kepada orang lain, mereka semua sepertinya ketakutan, tapi jika kupikirkan sekarang ternyata aku benar-benar bersyukur sempat bertemu dirimu dan aku benar-benar berharap mimpi itu adalah nyata.)

Kehilanganmu juga membuatku menyadari bahwa masa lalu selalu lebih indah, membuatku kemudian benar-benar belajar bahwa aku harus mulai berhenti mendambakan masa lalu, berhenti mencemaskan masa depanku dan menikmati setiap momen yang telah diberikan Tuhan setiap hari dihidupku, karena dahulu ketika selalu ada dirimu, aku selalu memperlakukan dirimu dengan kurang baik, seperti selalu ada hari esok untuk membalas kebaikanmu. Ketika kamu sudah pergi, barulah semua balas budi yang kutunda itu balik menuntutku dan membuatku benar-benar menyesal, mungkin untuk seumur hidupku. Sekarang aku mungkin sudah banyak berubah, aku menjadi lebih berbahagia dan melupakan banyak hal yang menyakiti hatiku. Semua berkat kamu.

Kepergianmu membuatku paham tentang hakikat kepergian itu sendiri, dan akupun tidak pernah takut lagi dengan kematian. Aku hanya takut menyakiti orang-orang yang kusayangi, karena itulah yang kusaksikan ketika orang-orang mengantarmu. Mereka mungkin lebih sakit daripada dirimu, semakin besar rasa cinta mereka, semakin tersakiti juga mereka, karena kamu pun pindah tanpa mengatakan apa-apa terlebih dahulu. Maka mulai hari itu juga, aku selalu berucap dalam hati, "aku tidak bisa mati hari ini, setidaknya jangan ambil nyawaku hari ini, karena aku tidak boleh menyakiti orang sekitarku, mereka sudah cukup tersakiti hidupnya, dan pun karena masih banyak tanggung jawab dan balas budi yang harus kubayar kepada orang-orang yang kusayangi." 

Dunia ini jelas menjadi sedikit lebih sulit setelah kepergianmu, karena aku orang yang sulit mempercayai orang lain (setidaknya sebanyak dirimu), sehingga kepergianmu membuatku benar-benar kehilangan sesuatu yang berharga dan membuatku mulai takut-takut memberikan kepercayaanku sepenuhnya kepada orang lain, aku terlalu takut tersakiti kedua kali karena kepercayaan itu. Bukan dikhianati, tapi diambil Tuhan begitu saja didepan mataku.

Akhirnya sudah setahun berlalu..
tetapi air mataku tetap menetes ketika menulis ini semua.
Aku sangat berharap kamu berbahagia disana, atau setidaknya jika kamu pindah rumah lagi maka panjang umurlah untukmu kali ini, agar kamu dapat menerima balas budi yang seharusnya dapat kamu terima.
Jika kita kebetulan berpas-pasan ataupun berjumpa lagi suatu saat, semoga aku dapat segera menyadari berkah seperti apa yang kupunya dan tau cara menghargai serta membalasnya kembali sehingga aku tidak menyesali apapun lagi pada akhirnya.

- Jesisca -

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Hi guys,
mohon gunakan bahasa yang sopan ketika berkomentar yah,
dan mohon maaf jangan ngiklan di blog ini,
Terima kasih